Ajang bergengsi Primary Mathematics World Contest (PMWC) 2025 kembali digelar di Hong Kong pada tanggal 16–20 Juli 2025, menghadirkan para siswa terbaik dari 11 negara, di antaranya Indonesia, Afrika Selatan, Bulgaria, China, Hong Kong, India, Makau, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, dalam sebuah kompetisi matematika tingkat Internasional. 

Tahun ini, Indonesia mengirimkan delapan siswa terbaik hasil seleksi Klinik Pendidikan MIPA (KPM) untuk berpartisipasi dalam ajang ini. Seluruh peserta merupakan siswa kelas 5 dan 6 SD pada tahun ajaran 2024–2025, yang telah melewati proses seleksi dan pembinaan intensif sebelum diberangkatkan ke Hong Kong. Indonesia mengirimkan 2 tim yang masing-masing terdiri dari 4 peserta, dan secara keseluruhan terdapat 32 tim dari 11 negara yang berpartisipasi dalam PMWC 2025.

PMWC dikenal sebagai salah satu lomba matematika paling menantang di tingkat sekolah dasar karena soal-soalnya menuntut kemampuan penalaran tinggi, pemahaman mendalam, serta strategi penyelesaian yang kreatif dan tidak biasa. Yang menarik, soal-soal yang digunakan dalam lomba ini dipilih dan dibahas bersama oleh seluruh negara peserta, yakni sebanyak 15 soal untuk babak individual dan 10 soal untuk babak tim. Hal ini menjadikan PMWC tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga forum kolaborasi intelektual antarnegara.

“Meskipun waktu persiapan tim Indonesia tergolong singkat dibandingkan negara-negara lain yang sudah memulai pembinaan sejak tiga bulan sebelumnya, para peserta tetap mampu menunjukkan hasil yang sangat membanggakan. KPM membina mereka melalui program karantina dua tahap, yakni secara daring selama tiga pekan setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis, serta tatap muka selama empat hari di Kantor KPM Pusat pada 12–15 Juli 2025. Selama karantina, peserta dibekali dengan materi dan soal-soal tingkat tinggi sesuai standar PMWC,” ungkap Muchammad Fachri, S.Si., selaku Tim Leader Indonesia.

Hasilnya, dua siswa Indonesia, Brahmantyo Hanggono Putro dan Nicholas Oliver Timotius, berhasil meraih penghargaan juara 3 untuk kategori Individual Contest, sebuah pencapaian luar biasa yang menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.

Berikut daftar lengkap peserta tim Indonesia di PMWC 2025 (tahun ajaran 2024–2025):

  1. Alamgir Daniswara Sadewa (Kelas 5) – SD Islam Al-Azhar 6 Jaka Permai

  2. Brahmantyo Hanggono Putro (Kelas 6) – SD Islam Sinar Cendekia

  3. Nicholas Oliver Timotius (Kelas 5) – Ichthus School West

  4. Nismara Pragya Chedrina Agung (Kelas 6) – SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta

  5. Ariqo Arsyad Narendra (Kelas 5) – SD Al Hikmah Surabaya

  6. Izzan Zaidan Nugraha (Kelas 6) – SDIT Nurul Fikri Depok

  7. Laksamana Eka Navyanto (Kelas 5) – SDI Al Azhar Kelapa Gading Jakarta

  8. Muhammad Falah Fahta (Kelas 6) – SD Muhammadiyah Pringsewu

Brahmantyo, siswa kelas 7 dari SMP Pakar Belia Islamic Boarding School yang sebelumnya berasal dari SD Islam Sinar Cendekia, mengungkapkan bahwa soal-soal dalam babak tim tahun ini terasa lebih sulit dibandingkan tahun sebelumnya. Namun ia merasa senang karena memiliki tim yang kompak dan bisa belajar bersama. Ia juga menyampaikan rasa syukurnya meski belum semua anggota tim Indonesia berhasil membawa pulang medali. Baginya, semua ini adalah pengalaman berharga yang akan memotivasinya untuk berjuang lebih baik di kompetisi selanjutnya, termasuk lomba Vietnam International Mathematics Competition (VIMC) yang akan datang.

Selain kompetisi matematika, PMWC juga menjadi momen berharga untuk saling mengenal budaya antarbangsa. Dalam sesi pertukaran budaya, tim Indonesia menampilkan tari saman dari Aceh sebagai representasi kekayaan budaya nusantara. Meski latihan dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, pertunjukan tetap berjalan dengan baik dan mendapat sambutan positif dari peserta negara lain.

Sebagai pelengkap dari pengalaman luar biasa ini, para peserta juga diajak berkunjung ke Ocean Park, salah satu destinasi wisata edukatif yang terkenal di Hong Kong. Kegiatan ini menjadi momen refreshing bagi para peserta setelah melewati rangkaian lomba yang penuh tantangan.

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa keterbatasan waktu bukanlah hambatan untuk meraih prestasi jika dibarengi dengan tekad, kerja keras, dan dukungan yang tepat. Semoga pencapaian ini menginspirasi lebih banyak generasi muda Indonesia untuk terus mengasah kemampuan dan percaya diri bersaing di tingkat dunia.