Di tengah derasnya arus kompetisi akademik yang sering kali berfokus pada capaian kognitif semata, Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (KOMPI) hadir membawa warna berbeda. Diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM), KOMPI-6 menjadi ajang istimewa yang memadukan nalar matematis dan kekuatan spiritual siswa Muslim dari seluruh Indonesia.
Setelah melalui babak penyisihan pada 8 Juni 2025, sebanyak 553 finalis terpilih dari 1.191 peserta melangkah ke Babak Final yang digelar serentak secara daring dan luring di 10 kota: Probolinggo, Indramayu, Sukabumi, Surabaya, Padang, Jombang, Ponorogo, Pekanbaru, Lumajang, dan Malang. Babak final ini menjadi momentum aktualisasi terbaik bagi siswa dari kelas 3 SD hingga 9 SMP untuk menunjukkan kecakapan logika sekaligus wawasan keislaman mereka. Para pemenang KOMPI-6 nantinya akan mendapatkan medali emas, perak, dan perunggu, dengan rasio 1:2:3 sesuai peringkat masing-masing dan E-Sertifikat.
Tak hanya sebagai sarana lomba tahunan, KOMPI juga dirancang sebagai ajang pemanasan dan persiapan strategis menuju Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Dengan format soal yang mengintegrasikan Matematika dan nilai-nilai keislaman, KOMPI memberikan pengalaman yang sangat relevan dan menantang bagi siswa Muslim untuk mengasah logika sekaligus memperkuat pondasi keagamaannya.
Salah satu peserta, Reyhan Hafiz Maulana, siswa kelas 4 dari SD Aisyiyah 1 Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengatakan bahwa ia tertarik ikut KOMPI karena kecintaannya pada Matematika dan pelajaran Agama Islam. “Saya ingin lebih pintar Matematika dan Agama Islam, dan semoga bisa mewakili sekolah ikut lomba KSM,” ucapnya penuh semangat.
Reyhan menjelaskan bahwa persiapannya dilakukan dengan cara belajar rutin setiap hari, khususnya pada pelajaran Matematika dasar dan materi keislaman. Ia menyebut tantangan terbesar adalah soal-soal yang mengintegrasikan Matematika dan Agama. “Kalau ada soal yang ada hubungannya sama Agama, saya coba ingat-ingat pelajaran agama yang sudah saya pelajari. Soal-soalnya bagus, karena bikin saya jadi lebih semangat belajar Matematika dan juga bisa lebih paham pelajaran Agama,” tambahnya.
Ia pun menyampaikan harapannya, “Saya berharap bisa jadi juara KOMPI dan makin semangat ikut lomba KSM nanti. Terima kasih KPM sudah jadi tempat saya belajar Matematika dan Agama Islam.”
Sementara itu, Daffa Rashya Zulviansyah, siswa kelas 7 dari SMPN 1 Surabaya, Jawa Timur, mengaku mempersiapkan diri menghadapi KOMPI-6 dengan menelaah soal-soal tahun sebelumnya yang ia temukan secara daring. Ia menggunakan strategi eliminasi untuk menyaring jawaban yang paling tepat, terutama pada soal-soal yang menuntut ketelitian dan pemahaman konsep. “Strategi saya menggunakan sistem eliminasi. Semoga ilmu saya bertambah dan bisa bermanfaat,” ujarnya.
KOMPI-6 menjadi bukti bahwa ketika Matematika dipadukan dengan nilai-nilai keislaman, lahirlah sebuah kompetisi yang tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk ketangguhan akhlak. KPM berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang-ruang belajar yang memperkuat fondasi ilmu dan iman dalam diri generasi muda Muslim Indonesia.
Dengan berakhirnya babak final ini, KPM akan mengumumkan hasil resmi Babak Final KOMPI-6 pada Jumat, 4 Juli 2025 melalui grup WhatsApp KOMPI.