Tahun ini, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) mencatat sejarah baru dengan menyelenggarakan International Mathematics & Science Camp (IMSC) untuk pertama kalinya. Diselenggarakan pada 13–17 Mei 2025 di Bogor, program ini menjadi ajang edukatif bertaraf internasional yang menggabungkan pembelajaran akademik persiapan olimpiade dengan kegiatan kolaboratif dan pertukaran budaya dalam lingkungan global.

IMSC dirancang sebagai ruang bagi siswa-siswi dari berbagai negara untuk belajar bersama para tutor berpengalaman internasional sekaligus membangun persahabatan lintas negara. Tahun ini, Malaysia menjadi negara pertama yang berpartisipasi secara langsung.

Ardianto, S.T., selaku General Manager Lomba KPM, menyampaikan bahwa tujuan utama IMSC adalah untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi ajang-ajang olimpiade internasional seperti IMSO dan IMC.
“Kami memang mengundang beberapa negara, namun yang bisa hadir secara langsung hanya Malaysia. Tapi kami sangat senang karena antusiasme peserta Malaysia luar biasa. Mereka mengikuti semua kegiatan dengan semangat dan penuh kegembiraan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa IMSC dirancang secara menyeluruh. “Ada sesi belajar dengan Prof. Harold Reiter, profesor matematika dari Amerika, yang dilaksanakan di Al-Azhar Syifa Budi Cibinong. Peserta juga belajar bersama para juri IMSO dalam kunjungan ke Kantor KPM Pusat, mengikuti kunjungan edukatif ke Kebun Raya dan Museum Animalium, melakukan eksperimen STEM sederhana, hingga eksplorasi Kampung Matematika di An-Nashr. Jadi bukan hanya belajar, tetapi juga berkompetisi dan menikmati pengalaman budaya, tambahnya. Pak Ardi berharap IMSC ke depan dapat menjangkau lebih banyak negara untuk ikut berpartisipasi.

Salah satu peserta dari Malaysia, Muhammad Fawwaz Bin Muhammad Dzulfadli, siswa kelas 6 dari SK Darulaman Heights, mengungkapkan rasa syukurnya bisa mengikuti kegiatan ini. “Perasaan saya sangat gembira karena peluang ini bukan semua orang akan dapat,” ujarnya. Ia mengaku mendapat banyak ilmu baru selama kegiatan berlangsung. “Apabila saya pergi balik ke Malaysia, saya boleh ajar di kelas saya tentang cara menyelesaikan masalah di Indonesia, dari pengalaman belajar bersama Prof. Harold dan juri IMSO,” tambahnya.

Fawwaz juga sangat menikmati berbagai aktivitas selama berada di Indonesia. “Saya suka sekali main bakiak, meskipun di Malaysia ada, tapi saya belum pernah coba. Makanan yang paling sedap menurut saya adalah bebek goreng! Dan waktu di Kebun Raya, pemandangannya sangat cantik, banyak pokok yang unik dan tak ada di Malaysia,” ceritanya penuh semangat.

Sementara itu, Sharif Luqman Hakim Bin Sh Shuib selaku team leader dari Malaysia menyampaikan apresiasi mendalam atas penyelenggaraan IMSC 2025. “Ini adalah kali pertama saya membawa siswa Malaysia ke IMSC dan saya sangat terkesan. Layanan dan program yang disusun sangat bagus dan menyeluruh, dari aspek pembelajaran sampai kerja sama antar siswa,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas negara dalam program ini. “Hari pertama kami sudah langsung belajar bersama Prof. Harold dari USA, lalu belajar bersama juri-juri IMSO di Kantor KPM. Ini merupakan peluang emas yang sangat membantu persiapan pelajar kami untuk kompetisi IMSO nanti,” tuturnya.

Pak Sharif berharap kerja sama antar sekolah di Malaysia dan Indonesia dapat terus berlanjut. “Selepas ini, kami mengharapkan sekolah dari Indonesia pergi ke Malaysia, kami akan menyusun program-program serupa di sana. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada KPM, Sekolah Al-Azhar Syifa Budi, dan An-Nashr, yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman berharga bagi para guru dan siswa kami.”

Melalui IMSC 2025, KPM tidak hanya menyelenggarakan sebuah camp akademik, tetapi juga membuka ruang pertemuan lintas budaya, memperkuat semangat kolaborasi internasional, dan menanamkan nilai-nilai persahabatan dalam bingkai pendidikan global. IMSC telah menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan dan budaya dapat berjalan beriringan dalam membentuk generasi unggul yang siap menghadapi tantangan dunia.