Indonesia kembali menjadi bagian dari panggung besar matematika dunia. International Mathematical Triathlon Apollonia (IMTA) 2025 resmi diselenggarakan pada Minggu, 14 September 2025, bertempat di SMP Al Azhar Syifa Budi Cibinong. Sebanyak 48 pelajar terpilih dari berbagai sekolah, mulai dari kelas 4–6 SD hingga 7–8 SMP ikut serta dalam kompetisi ini, merasakan langsung atmosfer persaingan akademik berskala internasional.
IMTA merupakan salah satu kompetisi matematika internasional bergengsi yang diselenggarakan oleh The Union of Bulgarian Mathematicians District Burgas. Sejak lama, ajang ini menjadi wadah penting untuk mengasah kecerdasan, kreativitas, sekaligus daya juang para pelajar muda, dan umumnya dilaksanakan di Bulgaria. Penyelenggaraannya biasanya beriringan dengan International Mathematics Competition (IMC), sehingga keduanya hadir dalam satu rangkaian kegiatan yang dinanti banyak negara. Tri Jumsari, S.Kom., selaku Manajer Lomba KPM, menjelaskan bahwa IMTA terakhir kali digelar secara luring di Bulgaria pada tahun 2019, di mana para peserta menjalani rangkaian kegiatan IMC dan IMTA hampir selama dua minggu penuh.
Namun, perkembangan format IMTA memungkinkan setiap negara menyelenggarakan kompetisi ini secara mandiri di bawah koordinasi resmi. Inilah yang membuka jalan bagi Indonesia untuk kembali menjadi tuan rumah. Setelah sempat dilaksanakan secara daring pada tahun 2023, tahun 2025 terasa istimewa karena untuk pertama kalinya IMTA kembali hadir secara luring di Indonesia. Hal ini bukan hanya menjadi kesempatan emas bagi para peserta, tetapi juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi Klinik Pendidikan MIPA (KPM) sebagai penyelenggara resmi di Indonesia.
Lebih dari sekadar lomba, IMTA hadir dengan misi besar untuk membangun semangat cinta matematika pada pelajar muda di seluruh dunia. Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong dan menginspirasi siswa agar berani menunjukkan potensi terbaik mereka, menumbuhkan kreativitas, dan memberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan pemecahan masalah. Selain itu, IMTA juga memotivasi para guru dan pembimbing untuk terus menemukan serta membina talenta matematika muda, sekaligus memperkuat jejaring komunitas matematika antarnegara. Dengan visi tersebut, IMTA tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga wahana untuk mempererat persahabatan dan membangun budaya belajar matematika yang menyenangkan.
Salah satu keunikan IMTA dibandingkan kompetisi matematika lainnya adalah format perlombaannya yang terbagi ke dalam tiga sesi utama. Setiap sesi berfokus pada bidang matematika yang berbeda, yaitu Aljabar dan Teori Bilangan, Geometri, serta Kombinatorika.
Dalam setiap sesi, peserta mengerjakan 8 soal dalam waktu 2 jam. Rinciannya:
Soal nomor 1–5 berupa soal dengan jawaban singkat yang memiliki bobot 10 poin per soal. Peserta harus memberikan jawaban numerik yang tepat.
Soal nomor 6–8 berupa soal yang membutuhkan solusi tertulis lengkap. Setiap soal bernilai 20 poin. Jika jawaban peserta belum sempurna, poin tetap dapat diberikan secara parsial sesuai dengan ketepatan langkah penyelesaiannya.
Dengan format ini, IMTA tidak hanya mengukur ketepatan jawaban, tetapi juga kemampuan berpikir analitis, keterampilan menalar, serta ketelitian dalam menyusun argumen matematis. Hal ini menjadikan IMTA sebagai salah satu kompetisi yang benar-benar komprehensif dalam menilai kecerdasan matematis siswa.
Kehadiran IMTA 2025 di Indonesia menjadi pengalaman berharga bagi para peserta. Mereka tidak hanya ditantang untuk mengerjakan soal-soal berkualitas internasional, tetapi juga belajar menghadapi tekanan kompetisi dengan sportivitas.
Dengan suksesnya penyelenggaraan IMTA 2025 di Cibinong, diharapkan Indonesia semakin aktif mengambil peran dalam kompetisi matematika internasional. Ajang ini diharapkan dapat terus melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kreatif, percaya diri, dan siap bersaing di tingkat global.