Bogor, 28 Februari 2025 –
Prestasi membanggakan kembali diraih oleh siswa Indonesia dalam ajang International
Talent Mathematics Contest (ITMC) 2025. Rafi Randika, siswa kelas 10 SMA
Labschool Rawamangun, Jakarta, berhasil meraih medali perak dalam kompetisi
bergengsi ini yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada 22-26 Februari 2025.
Dalam wawancara eksklusif,
Rafi mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. “Saya sangat senang
dan cukup terkejut karena pada awal dan akhir karantina saya tidak
berekspektasi mendapatkan medali, mengingat nilai pre-test dan post-test saya
cukup kecil. Alhamdulillah, Allah memberikan hasil terbaik untuk saya,” ujar
Rafi.
Tantangan dalam ITMC
Salah satu tantangan terbesar
yang dihadapi Rafi dalam ITMC adalah kompleksitas soal yang harus dikerjakan.
Setelah satu tahun vakum dari kompetisi sejak kelas 9, ia merasa sedikit kaget
dengan tingkat kesulitan soal yang dihadapinya. Selain itu, kehadiran peserta
dari berbagai negara, terutama Brazil yang mengirim banyak peserta unggulan,
juga menjadi tantangan tersendiri. Namun, Rafi mampu mengatasinya dengan baik.
Peran Klinik Pendidikan MIPA
(KPM) dalam Kesuksesan Rafi
Rafi mengungkapkan bahwa peran
KPM sangat besar dalam pencapaiannya di ITMC. “Saat masih menjadi siswa Kelas
Berbakat KPM, saya mendapatkan banyak tips dan trik dari para guru yang sangat
membantu saya dalam mengerjakan soal. Selain itu, materi yang diajarkan selama
pembinaan dan soal-soal ITMC tahun sebelumnya yang diberikan oleh KPM menjadi
bekal berharga dalam persiapan kompetisi ini,” katanya.
KPM juga memberikan metode
pembelajaran yang lebih mendalam dan efisien dibandingkan dengan yang diajarkan
di sekolah. “Cara-cara yang diajarkan di KPM terkadang lebih kompleks, tetapi
ternyata lebih simpel dan efektif dibandingkan metode di sekolah,” tambahnya.
Salah satu faktor lain yang
turut membantu Rafi dalam mencapai kesuksesannya adalah penerapan konsep Tujuh
Sunnah yang diajarkan di KPM. Orang tua Rafi, Risdian, S.E., mengungkapkan
bahwa sejak bergabung dengan KPM, Rafi telah dibiasakan menjalani tujuh sunnah,
yang mencakup shalat tahajud, membaca Al-Qur’an, bersedekah, berdoa dengan
khusyuk, menjaga wudhu, menjaga keistiqamahan dalam ibadah, dan berpikir
positif. Pola ini secara tidak langsung membentuk kebiasaan disiplin dan mental
juara dalam diri Rafi.
Menurut orang tuanya, pola
pendidikan di KPM bukan hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga melatih
anak-anak untuk memiliki mental baja dalam menghadapi kegagalan dan terus
mencoba hingga berhasil. “KPM bukan sekadar lembaga yang melatih anak-anak untuk
mendapatkan medali, tetapi lebih dari itu, KPM membangun karakter anak-anak
agar siap menghadapi tantangan di masa depan. Konsep suprarasional dan Tujuh
Sunnah ini memberikan keseimbangan antara kehidupan akademik dan
spiritual,” ujar Pak Risdian.
Lebih dari sekadar akademik,
KPM juga menanamkan ilmu suprarasional yang diajarkan oleh Pak Ridwan. Ilmu
suprarasional mengajarkan keseimbangan antara usaha maksimal dan penyerahan
diri kepada Allah SWT. Konsep ini membantu Rafi memahami bahwa keberhasilan
bukan hanya hasil kerja keras, tetapi juga adanya faktor spiritualitas yang
tidak bisa diabaikan.
Motivasi dan Strategi Belajar
Motivasi utama Rafi untuk
kembali berkompetisi adalah tantangan yang ia rasakan setelah gagal meraih
medali dalam International Mathematics Contest Singapore (IMCS) 2023.
“Saya pernah merasa otak saya kurang terasah dan ingin kembali menghadapi
tantangan. Saya juga merasa tertantang karena pada IMCS sebelumnya, saya tidak
mendapatkan medali, padahal sebelumnya saya minimal meraih perunggu,” ujarnya.
Dalam membagi waktu antara
belajar dan kompetisi, Rafi menyesuaikan dengan kebutuhan. Jika ada tugas
sekolah, ia akan fokus pada tugas terlebih dahulu, lalu menyempatkan waktu
untuk mempelajari soal-soal olimpiade yang pernah dikerjakannya.
Dukungan Orang Tua
Orang tua Rafi juga memberikan
peran besar dalam mendukungnya mengikuti kompetisi. Mereka telah mengenalkan
Rafi pada KPM sejak kelas 3 SD dan menyaksikan perkembangan signifikan dalam
pola pikir, kemandirian, serta kebiasaan belajar anaknya. “Kami melihat bahwa
pembelajaran di KPM tidak hanya melatih akademik, tetapi juga membentuk
karakter, seperti kemandirian dan konsistensi dalam menjalani tantangan,”
ungkap orang tua Rafi.
Mereka juga menekankan bahwa ITMC memberikan
pengalaman luar biasa bagi Rafi. Mulai dari latihan soal hingga diskusi
mendalam dengan teman-temannya setelah sesi pembinaan malam, semua itu membantu
meningkatkan keterampilannya dalam menyelesaikan soal-soal kompleks.
Harapan ke Depan
Setelah meraih medali perak di
ITMC, Rafi bertekad untuk kembali mengikuti IMCS 2025 guna menebus hasil
sebelumnya yang kurang maksimal. Prestasi ini juga semakin meningkatkan
kepercayaan dirinya dalam menghadapi tantangan akademik ke depan.
Sementara itu, orang tua Rafi
berharap agar anaknya terus berkompetisi dan memanfaatkan setiap peluang yang
ada. Mereka juga mengapresiasi KPM yang tidak hanya berorientasi pada prestasi
akademik, tetapi juga membentuk keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan
spiritualitas.
Pesan untuk Siswa Lain
Sebagai penutup, Rafi
menyampaikan pesan motivasi bagi teman-temannya agar tetap semangat dan tidak
mudah menyerah. “Saya pernah berada di kelas berbakat A, B, bahkan C di KPM,
pernah berkompetisi ada yang menang dan sering kalah. Tapi KPM mengajarkan saya
untuk terus maju karena semua butuh proses dan tidak ada yang instan,” katanya.
Dengan dedikasi, kerja keras,
dan dukungan dari berbagai pihak, prestasi yang diraih Rafi menjadi inspirasi
bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dalam meraih mimpi dan
mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Tentang Kelas Khusus Berbakat
KPM
Kelas Khusus adalah Kelas
Berbakat KPM di bidang Matematika dan IPA yang ditujukan bagi siswa yang
memiliki bakat potensi dan kemauan belajar yang tinggi. Siswa dilatih untuk
mengerjakan berbagai soal kompetisi dengan pendekatan nalar.
Di kelas ini, siswa tidak
hanya akan diberikan pelajaran yang menantang dan mendalam dalam bidang
Matematika dan IPA, tetapi juga akan dibimbing untuk menjadi siswa yang
beradab, rajin beribadah sesuai agamanya, memiliki akhlak yang mulia dan
menjadi manusia yang bermanfaat
Terdapat beberapa tingkatan
kelas dalam Kelas Berbakat KPM, diantaranya:
- Kelas Istimewa: Kelas Kompetisi Tingkat
Internasional
- Kelas Berbakat A: Kelas Kompetisi Tingkat
Nasional
- Kelas Berbakat B: Kelas Kompetisi Tingkat
Provinsi
- Kelas Berbakat C: Kelas Kompetisi Tingkat
Kota/Kabupaten
Tertarik untuk bergabung
dengan Kelas Khusus KPM? Silakan menghubungi nomor berikut: +62 813-1952-2361