MENJADIKAN MATEMATIKA ILMU AKHIRAT

Oleh: Raden Ridwan Hasan Saputra

Waktu saya menghadiri ceramah dari seorang ustadz lulusan suatu pondok pesantren, ada satu pernyataan ustadz tersebut yang membuat saya tergelitik sekaligus sedih. Ustadz tersebut berkata kalau dirinya tidak suka matematika, karena kata kiainya waktu di pesantren, matematika adalah ilmunya orang kafir, sehingga ustadz tersebut malas untuk belajar matematika. Cara berpikir yang menganggap matematika adalah ilmunya orang kafir, merupakan pernyataan yang kurang bijak. Pernyataan kiai di pesantren tersebut mungkin didasarkan pada pemikiran jaman penjajahan dulu, dimana para guru yang mengajar ilmu matematika kebanyakan orang-orang Belanda atau guru pribumi yang belajar pada orang Belanda. Mungkin, karena orang-orang Belanda saat itu 100?ragama bukan Islam, maka disimpulkan matematika adalah ilmunya orang kafir. Sedangkan para kiai di pesantren waktu jaman penjajahan dulu banyak mengajarkan ilmu-ilmu seperti tajwid, fiqih, tauhid, dan tafsir sehingga ilmu-ilmu tersebut disebut ilmu agama. Seandainya para kiai di jaman penjajahan dulu mengajarkan aritmatika, aljabar, dan ilmu ukur ruang bisa jadi matematika akan dianggap ilmu agama dan pemikiran matematika adalah ilmu orang kafir mungkin tidak akan ada. 

Pemikiran tentang matematika adalah ilmu orang kafir atau ilmu urusan dunia bukan urusan akhirat merupakan pemikiran yang harus segera diperbaiki. Umat Islam saat ini mundur karena umat Islam sudah kurang berminat menekuni ilmu pengetahuan dasar khususnya matematika. Saat ini yang berpengaruh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mayoritas bukan orang Islam baik di level Indonesia maupun level dunia. Hal ini karena cara berpikir umat Islam saat ini lebih suka untuk menukuni hal-hal yang sifatnya spiritual dalam rangka menyiapkan kehidupan akhirat. Sepertinya cara berpikir seperti itu memang sudah diarahkan oleh-oleh negara non-Islam agar umat Islam menjadi malas untuk membuat Islam kembali berjaya dalam percaturan dunia. Padahal jika Islam kembali berjaya akan banyak kemanfaatan umat Islam dalam kehidupan. Mari jadikan diri kita sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR Ahmad)

Kejayaan Islam di masa lalu ditandai dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam. Banyak ilmuwan Islam saat itu yang karya-karyanya bermanfaat sampai sekarang seperti Al Khawarizmi dalam bidang matematika, Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Ibnu Khaldun dalam bidang sosiologi dan banyak lagi. Jika Islam ingin kembali berjaya maka umat Islam harus menguasai ilmu dan teknologi, umat Islam harus mengusai matematika sebagai dasar dari ilmu dan teknologi. Sudah saatnya umat Islam kembali menjadi yang terdepan dalam menguasai matematika. Sebab matematika tidak hanya akan membuat manusia sukses di dunia tetapi juga sukses di akhirat.

Saya mencoba memberikan pandangan bahwa matematika adalah ilmu yang akan membuat manusia sukses di akhirat. Kita tentunya sepakat jika kita taat aturan agama atau rajin beribadah maka kita akan selamat di akhirat atau masuk surga. Hukum waris adalah aturan agama, untuk bisa menerapkan hukum waris dengan benar maka kita harus pintar matematika, kalau kita tidak pintar matematika maka kita akan sulit menerapkan hukum waris dengan benar. Contoh lain, membayar zakat adalah aturan agama, untuk bisa menghitung zakat dengan benar maka kita harus pintar matematika, kalau kita tidak pintar matematika maka kita sulit menghitung zakat dengan benar.

Matematika tidak hanya berhitung tetapi matematika juga ilmu untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah dan sebagai penunjang pengembangan ilmu yang lain. Contoh dalam hal ini adalah untuk melaksanakan zakat fitrah kita membutuhkan beras, supaya beras tetap melimpah dimana lahan semakin sempit maka perlu ilmu di bidang teknologi pertanian.  Begitu pula dalam melaksanakan qurban pada saat Idul Adha kita memerlukan sapi, kerbau, kambing, dan domba yang banyak, untuk bisa mewujudkan itu tentunya perlu ilmu rekayasa genetika. Teknologi pertanian dan rekayasa genetika perlu matematika.

Contoh terakhir, Umat Islam di Indonesia di masa lalu waktu pergi umroh dan haji biasanya menggunakan kapal laut sehingga membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sampai ke tanah suci. Saat ini untuk umroh dan haji bisa menggunakan pesawat terbang sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat tidak lebih dari 1 hari untuk sampai ke tanah suci. Pesawat terbang dibuat tentunya membutuhkan ilmu matematika. Begitu banyak manfaat matematika yang membuat umat Islam jadi lebih mudah dalam menjalankan aturan agama atau beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, tentunya tidak salah kalau saya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu akhirat atau ilmu menuju kebaikan.

Jika sudah memahami ini, dari mulai sekarang seharusnya umat Islam berlomba-lomba untuk belajar matematika karena matematika membawa pada kebaikan, sebagaimana pada surat Al Baqarah ayat 148 “...Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan…”. Mari kita rencanakan untuk membuat generasi muda Islam menjadi generasi yang berprestasi dalam bidang matematika baik di tingkat nasional maupun internasional. Mari kita terus berjuang walaupun banyak kendala yang dihadapi. Kendala saat ini khususnya dalam pembinaan generasi muda di bidang matematika adalah sulitnya menemukan guru-guru matematika yang mumpuni, yang mampu mengajar matematika dengan baik. Guru yang mampu membuat anak yang tidak suka matematika yang menganggap matematika menakutkan menjadi murid yang suka matematika. Guru yang mampu membuat anak-anak yang suka matematika, menjadi anak-anak yang bisa berprestasi dalam bidang matematika baik nasional maupun internasional. 

Khusus tentang masalah guru, di Indonesia saat ini sudah banyak Perguruan Tinggi yang mempunyai program studi pendidikan. Melalui tulisan ini saya mencoba memberikan sedikit informasi, bahwa saya yang merupakan praktisi dalam bidang pendidikan matematika khususnya dalam pelatihan guru dan olimpiade matematika. Saat ini saya mendapat amanah baru menjadi Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ibn Khaldun Bogor. Karena saya ingin berlomba-lomba dalam kebaikan, Insya Allah di program studi yang saya pimpin akan menghasilkan guru-guru Islami yang mampu mengajar dengan baik dengan keterampilan tambahannya adalah mampu mengajar olimpiade matematika. Harapannya dengan kemampuan mengajar olimpiade matematika, guru-guru bisa melahirkan generasi muda Islam yang berprestasi di bidang matematika di tingkat nasional maupun internasional. 

Supaya umat Islam banyak yang bisa belajar di program studi yang saya pimpin maka saya buat biaya kuliahnya bisa seikhlasnya dan khusus lulusan pesantren biaya kuliahnya gratis (keduanya ada syarat ketentuan berlaku). Insya Allah di prodi yang saya pimpin akan membuat matematika sebagai ilmu akhirat.

Dengan berbagai keunikan dari program studi matematika di UIKA Bogor, baik dari kurikulum maupun sistem pembayarannya, segera daftarkan diri Anda melalui https://bit.ly/DaftarProdiMTK

Pendaftaran terakhir tanggal 14 September 2025, tapi jika jumlah pendaftar sudah melebihi kuota yang ditentukan, bisa kami tutup kapan saja. 

Informasi lebih lanjut silahkan dibuka link https://bit.ly/MateriSosialisasiKPM-UIKA atau hubungi WA: 0821-1435-8620.


Bogor, 14 agustus 2025


Dr Raden Ridwan Hasan Saputra, M.Si

Pendiri Klinik Pendidikan MIPA

Kaprodi Pendidikan Matematika FKIP UIKA Bogor