Atmosfer persaingan matematika dunia memanas di Da Nang, Vietnam. Lebih dari 30 negara beradu kemampuan di Vietnam International Mathematics Competition (VIMC) 2025, termasuk Indonesia yang tampil dengan semangat juang tinggi dan berhasil meraih prestasi membanggakan. Kompetisi ini berlangsung pada 14–19 Agustus 2025 dan mempertemukan para pelajar terbaik dunia untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, analitis, sekaligus kerja sama tim dalam atmosfer persaingan akademik yang sehat dan bergengsi.

International Mathematics Competition (IMC) sendiri merupakan salah satu kompetisi matematika paling bergengsi di dunia untuk tingkat SD dan SMP, diprakarsai oleh IMC Executive Board Committee yang berpusat di Taiwan. Ajang ini dikenal sebagai kompetisi bertaraf Advance dengan soal-soal berkualitas tinggi.

Tahun ini, 31 negara dan lembaga pendidikan internasional ambil bagian, di antaranya Vietnam, Bulgaria, Cyprus, Indonesia, Malaysia, Peru, Kanada, Hong Kong, Kyrgyzstan, Meksiko, Tunisia, Tiongkok, India, Makau, Nepal, Uzbekistan, Bangladesh, Rumania, Afrika Selatan, Tajikistan, Uni Emirat Arab, Mongolia, Rusia, Sri Lanka, Thailand, Amerika Serikat, Filipina, Singapura, Uganda, Zimbabwe, serta Chiu Chang Foundation. Kehadiran negara-negara kuat seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Thailand membuat atmosfer persaingan semakin sengit.

Jika pada India International Mathematics Competition (InIMC) 2024 di Lucknow, India, Indonesia hanya mengirimkan 8 siswa terbaik dan meraih 2 merit, maka tahun ini terjadi lompatan besar. Pada VIMC 2025, Indonesia berhasil mengirimkan 19 siswa, terdiri dari 12 siswa SD (Level 4–6) dan 7 siswa SMP (Level 7–9). Peningkatan jumlah peserta ini menunjukkan semakin luasnya kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk unjuk kemampuan di kancah internasional.

Kerja keras para peserta akhirnya berbuah manis. Pada kategori SD, tim Indonesia berhasil membawa pulang satu medali perak, dua medali perunggu, enam merit award, serta dua penghargaan Second Runner-Up Team Contest. Sementara itu, di kategori SMP, Indonesia berhasil menambah dua merit award yang juga menjadi bukti perjuangan maksimal para peserta muda tersebut.

Daftar Peserta Tim Indonesia Peraih Medali di VIMC 2025 

(Kelas mengikuti tahun ajaran 2024-2025)

Level SD

Medali Perak

  • Aiden Gracio (Kelas 4) – SD Witama National Plus Srikandi, Pekanbaru

Medali Perunggu

  • Nicholas Oliver Timotius (Kelas 5) – Ichthus School West, DKI Jakarta

  • Dazle David Toalu (Kelas 6) – IPEKA BSD, Banten

Merit

  • Albert Nicholaus Su (Kelas 6) – BPK Penabur Kota Jababeka, Bekasi

  • Radhea Rui Estiningtyas (Kelas 6) – Al Azhar 9 Bekasi, Bekasi

  • Brahmantyo Hanggono Putro (Kelas 6) – SD Islam Sinar Cendekia, Banten

  • Muhammad Falah Fahta (Kelas 6) – SD Muhammadiyah Pringsewu, Lampung

  • Nixon Yeo (Kelas 5) – SDK Immanuel Bilingual Class, Kalimantan Barat

  • Muhammad Rafif Azka Falah (Kelas 6) – SD Perjuangan Terpadu, Depok

Second Runner Up Team Contest

  • Aiden Gracio (Kelas 4) – SD Witama National Plus Srikandi, Pekanbaru

  • Albert Nicholaus Su (Kelas 6) – BPK Penabur Kota Jababeka, Bekasi

  • Andrea Reina Devara (Kelas 6) – SDN Kelapa Dua 06, DKI Jakarta 

  • Radhea Rui Estiningtyas (Kelas 6) – SDI Al Azhar 9 Bekasi, Bekasi

  • Nicholas Oliver Timotius (Kelas 5) – Ichthus School West, DKI Jakarta 

  • Brahmantyo Hanggono Putro (Kelas 6) – SD Islam Sinar Cendekia, Tangerang Selatan

  • Dazle David Toalu (Kelas 6) – IPEKA BSD, Banten

  • Muhammad Falah Fahta (Kelas 6) – SD Muhammadiyah Pringsewu, Lampung

Level SMP

Merit

  • Adlina Nafeeza Nugraha (Kelas 7) – SMP Ummul Quro Depok, Depok

  • Faiq Nururrahman Hutrindo (Kelas 7) – SMP Cahaya Rancamaya, Bogor 


Capaian ini semakin menegaskan bahwa siswa Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara langganan juara, meskipun kompetisi berlangsung sangat ketat.

Menanggapi capaian tersebut, Dr. H. Raden Ridwan Hasan Saputra, M.Si., selaku Team Leader Indonesia menyampaikan:

“Alhamdulillah dengan pencapaian tahun ini lebih baik dari tahun kemarin, tapi satu hal bahwa ini masih jauh dari prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu kami dari tim Klinik Pendidikan MIPA akan terus memperbaiki diri untuk persiapan yang lebih baik, karena lomba ini merupakan lomba yang sangat bergengsi untuk SD dan SMP, kelasnya setara IMO di tingkat SMA,” ujar Pak Ridwan.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memahami kualitas setiap kompetisi. “Jadi kita juga harus hati-hati dalam menilai lomba, karena mungkin banyak siswa yang sudah berhasil mendapatkan medali pada ajang lomba internasional, namun IMC ini berbeda. IMC merupakan lomba yang sangat bermutu dengan standar yang sangat tinggi. Tidak heran jika banyak juara IMC yang kemudian berhasil memperoleh beasiswa penuh di sekolah maupun universitas ternama luar negeri,” jelasnya.

Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa capaian medali IMC memiliki nilai tambah yang sangat tinggi di mata lembaga pendidikan dunia.

Sebagai bentuk komitmen dalam menyiapkan generasi unggul, Pak Ridwan juga menyampaikan keterbukaan KPM bagi masyarakat luas.
“Kami juga sangat terbuka bagi orang tua yang memiliki anak-anak berpotensi untuk bergabung dengan KPM agar bisa mempersiapkan diri seperti lomba IMC ini tahun depan,” tambahnya.

Salah satu peserta yang berhasil mencuri perhatian adalah Aiden Gracio, siswa kelas 5 dari SD Witama National Plus Srikandi, Pekanbaru. Meskipun masih duduk di bangku sekolah dasar, Aiden tampil percaya diri dan berhasil membawa pulang medali perak untuk Indonesia.

Ia mengaku bangga bisa berdiri sejajar dengan peserta dari negara-negara maju yang sudah dikenal sebagai langganan juara di ajang matematika dunia.

“Saat tahu saya mendapat medali perak, saya sangat bahagia. Saya merasa ini hasil maksimal dari usaha saya, dan sedikit banyak saya sudah bisa mengalahkan peserta luar negeri yang mendapat perunggu. Negara yang sangat kuat itu memang USA dan China,” tutur Aiden dengan penuh semangat.

Bagi Aiden, pencapaian ini bukan hasil instan. Sejak jauh hari ia sudah melakukan berbagai persiapan, mulai dari mengikuti les privat, memperdalam materi bersama guru pembimbing pada menjalani karantina bersama Klinik Pendidikan MIPA (KPM) sebelum berangkat ke ajang lomba VIMC. Di sana, Aiden berlatih menghadapi simulasi soal baik untuk Individual Test maupun Team Contest, sehingga terbiasa dengan tekanan dan variasi soal yang menantang.

“Soalnya lumayan sulit, persaingannya ketat, tapi dengan persiapan yang bagus, hasil yang saya dapat juga memuaskan. Kalau kalah pun wajar, karena memang lawan-lawannya hebat-hebat,” tambahnya dengan rendah hati.

Kisah Aiden menunjukkan bahwa kerja keras, disiplin, dan semangat belajar mampu mengantarkan siswa Indonesia bersaing di panggung dunia. Keberhasilannya juga menjadi inspirasi bagi pelajar lain bahwa usia muda bukanlah halangan untuk berprestasi, bahkan di kancah internasional.

Partisipasi Indonesia di VIMC 2025 bukan hanya tentang meraih medali. Lebih dari itu, keikutsertaan ini menjadi sarana berharga untuk menumbuhkan rasa percaya diri para pelajar, memperluas wawasan global, sekaligus memupuk semangat kolaborasi lintas budaya. Di tengah persaingan ketat dengan negara-negara maju, para siswa Indonesia belajar arti penting kegigihan, sportivitas, dan kerja sama tim.

Melalui kompetisi ini, Indonesia menunjukkan bahwa generasi mudanya memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari komunitas matematika dunia. Bukan sekadar berkompetisi, para peserta juga berkesempatan menjalin persahabatan internasional, bertukar gagasan, dan menumbuhkan semangat kebersamaan dalam bidang akademik.

Dengan capaian tahun ini, Indonesia semakin percaya diri menatap ajang-ajang internasional berikutnya. Diharapkan, langkah ini dapat melahirkan lebih banyak siswa yang siap menjadi duta bangsa, bukan hanya di bidang pendidikan dan sains, tetapi juga dalam memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia.