Babak final Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) ke-20 dan Olimpiade Guru Matematika (OGM) ke-10 sukses dan meriah digelar pada Senin, 28 April 2025 di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan. Tahun ini, pelaksanaan final berbeda dari biasanya yang dilakukan di akhir pekan, karena diselenggarakan pada hari Senin. Meski demikian, antusiasme peserta tetap luar biasa tinggi dan tidak mengurangi semangat mereka untuk berkompetisi.

Dari total 65.353 peserta yang mengikuti babak penyisihan KMNR, sebanyak 28.791 peserta terbaik berhasil melaju ke babak semifinal, dan 2.578 peserta berhasil masuk ke babak final. Sementara itu, dari penyisihan OGM ke-10, dari 984 peserta, sebanyak 329 peserta berhasil masuk ke babak final. Meskipun dilaksanakan pada hari kerja, jumlah peserta yang hadir tetap sangat banyak dan penuh semangat. Selain pelaksanaan lomba, acara final KMNR dan OGM juga dimeriahkan dengan bazar umum yang menghadirkan 25 stand, mulai dari makanan dan minuman, produk edukasi, hingga kerajinan tangan. Kehadiran bazar ini menambah semarak suasana dan menjadi ajang pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar serta UMKM.

KMNR merupakan lomba yang luar biasa serta membawa keberkahan, tidak hanya bagi peserta lomba saja, namun juga bagi UMKM, hotel-hotel sekitar, dan lainnya. Dr. Raden Ridwan Hasan Saputra, M.Si., Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA, dalam sambutannya saat membuka secara resmi babak final KMNR ke-20 dan OGM ke-10 menyampaikan bahwa KMNR bisa bertahan selama 20 tahun dan OGM bisa bertahan sampai 10 tahun karena filosofi “biaya seikhlasnya”. “Ibarat matahari, pekerjaannya adalah menyinari bumi, melayani bumi. Setiap pohon yang terkena sinar matahari akan terus bertambah tinggi. Suatu lembaga, ketika selalu memberi dan memberi, maka semua orang akan datang membantu lembaga itu. Bayaran seikhlasnya itu berarti memberikan pelayanan, memberi dan terus memberi. Sehingga KPM ini tetap eksis sampai sekarang. Mulai dari sekarang, mari menjadi matahari kecil, mari mulai memberi kepada orang lain, memberikan pelayanan kepada sesama,” ujar Pak Ridwan.

Acara juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan, seperti pembacaan Al-Qur'an (Qori') dan Sari Tilawah, serta medley musik dari Mitra KPM Tim MTs Tahfizh An Nashr Parung, pertunjukan Rampak Sekar dan pencak silat dari KMS SDN 1 Cicurug, tarian Pasambahan yang merupakan tari tradisional dari Sumatera Barat dibawakan oleh KMS MIS Al-Azhar Dharmasraya, serta penampilan menyanyi dari Najwa Anindya dari SMA Negeri 1 Sidoarjo, Jawa Timur, dan Adinda Syifa Salsabila dari SMP Negeri 1 Ponorogo.

Heri Herdiman, S.E., M.Pd., Ketua RPM Najwa Math Kota Banjar, Jawa Barat, mengatakan bahwa KMNR merupakan ajang matematika terbesar dan paling bergengsi di Indonesia karena mempertemukan para siswa terbaik dalam negeri. Ia menambahkan bahwa lomba ini bukan sekadar soal menang atau kalah, melainkan tentang membangun nalar dan logika sebagai dasar untuk menjadi pemenang sejati di masa depan. Menang itu bonus. Pemenang sejati adalah mereka yang berhasil meraih cita-citanya,” ujarnya.

Dari Sumatera Barat, Bapak Haji Rudi Efendi, Lc., Ketua Yayasan MI Al-Azhar Dharmasraya, menyampaikan kesan pertamanya mengikuti KMNR. "Ini perdana kami mengikuti olimpiade seperti ini. Awalnya saya kira hanya satu ruangan kecil, ternyata ribuan orang yang hadir. Ini pengalaman yang sangat luar biasa. Mudah-mudahan ke depan lebih banyak peserta dari Sumatera Barat yang bisa ikut ajang ini. Tetap semangat, apapun hasilnya adalah yang terbaik, karena semua yang hadir di final ini adalah sang juara."

Kisah inspiratif datang dari Rian Siti Mudriani, S.Pd. guru dari MTsN 15 Ciamis, Jawa Barat, yang berhasil meraih medali emas OGM Level SMP. Ia membagikan strateginya dalam mengerjakan soal, yaitu dengan memprioritaskan soal uraian terlebih dahulu untuk mendapatkan poin besar, lalu mengerjakan soal pilihan ganda yang lebih mudah. Rian mengaku bahwa soal kombinatorika cukup menantang karena itu adalah kelemahannya. Ia menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya ia meraih medali emas, dan perjuangannya kali ini semakin berat karena harus berangkat sendiri. "Biasanya saya ditemani keluarga atau teman, tapi kali ini mereka sakit, jadi saya berangkat sendiri. Saya memberanikan diri, berjuang sendiri, dan alhamdulillah hasilnya luar biasa," ujarnya.

M. Adly Rizqi Irsyad peraih medali perunggu KMNR kelas 11 dari MAN 1 Pekanbaru, Riau, juga menceritakan pengalamannya. Ini adalah tahun kedua ia mengikuti KMNR. Tahun pertama belum berhasil meraih medali, namun tahun ini ia berhasil mendapatkan medali perunggu. Adly menyebutkan bahwa soal geometri menjadi tantangan tersulit baginya. Ia belajar menggunakan metode 20 menit belajar dan 5 menit istirahat tanpa menggunakan handphone, dan berpesan kepada teman-teman lainnya untuk tetap semangat karena masih banyak peluang ke depan, termasuk lomba-lomba dari KPM.

Lie Nichollas Darrian, peraih medali emas dan peserta terbaik KMNR kelas 11 dari SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, berbagi pengalamannya. "Saya pertama kali ikut KMNR saat kelas 3 SD dan mendapatkan medali perak. Kemudian, di kelas 4, 5, 8, dan sekarang saya selalu meraih medali emas. Saya terus belajar untuk menjaga konsistensi dan berdoa agar performa saya tetap stabil. Pesan saya, jangan malas dan kejar impian kalian sebaik mungkin, itu tips saya untuk tetap konsisten," ujarnya.

Bryan D. Mulyadi, peraih medali emas dan peserta terbaik KMNR kelas 6 dari SD Pelita Cemerlang Pontianak, menyampaikan rasa bahagianya. Ia menceritakan bahwa sebelumnya ia pernah mencoba ikut KMNR, namun tidak bisa ikut final karena berhalangan. Dengan semangat dan tekun belajar, akhirnya ia berhasil meraih hasil terbaik. Bryan berpesan kepada teman-temannya yang belum juara untuk tidak putus asa karena masih banyak kesempatan di masa depan.

Yang Ikaluni, orang tua dari Faiq Nururrahman Hutrindo peraih medali emas KMNR kelas 7 dari SMP Cahaya Rancamaya IBS, Bogor mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian putranya yang telah mengikuti final KMNR selama tujuh tahun berturut-turut, dengan enam medali emas dan satu medali perak saat kelas 1 SD. Alhamdulillah kami merasa bersyukur sekali ananda berhasil meraih prestasi di ajang KMNR kali ini. Ikhtiar ananda belajar dan berlatih membuahkan hasil,” ujarnya. Ia mengakui bahwa Kelas Khusus KPM sangat berperan dalam perkembangan akademik dan mental Faiq, terutama melalui pembelajaran yang berkualitas, tantangan soal yang melatih nalar, serta penanaman adab dan kedisiplinan ibadah. Pembiasaan ini membentuk karakter seperti jujur, pantang menyerah, dan rendah hati, tambahnya.

Meskipun bersekolah di asrama dengan jadwal padat, Faiq tetap konsisten belajar mandiri, mengerjakan soal setiap hari, dan tetap aktif berolahraga serta bersosialisasi. Bu Ikaluni mengenang momen ketika Faiq menangis karena hanya meraih medali perak di tahun pertama keikutsertaannya yang justru menjadi titik balik semangatnya. “Setiap anak terlahir dengan potensi berbeda, jangan paksa mereka jadi seperti anak lain. Kita sebagai orang tua harus hadir, berkorban, dan mendukung penuh, serta mengikuti arahan KPM karena semua itu demi kemajuan anak-anak kita,” pesannya.

Klinik Pendidikan MIPA mengucapkan terima kasih kepada seluruh jaringan KPM di berbagai daerah, juga kepada seluruh peserta, baik guru maupun siswa, yang telah jauh-jauh datang untuk bersama-sama menyatukan semangat belajar dan berlomba. KMNR dan OGM bukan hanya sekadar lomba matematika, namun juga filosofi kehidupan, sebagai sarana untuk mengasah otak, menguatkan fisik, dan memantapkan hati. Semoga pengalaman ini menjadi bekal luar biasa untuk menghadapi kehidupan di masa depan dengan kecerdasan, ketangguhan, dan kebijaksanaan.

Selain itu, para peraih medali di KMNR memiliki kesempatan istimewa untuk melanjutkan prestasinya di tingkat internasional melalui berbagai ajang olimpiade matematika yang bekerja sama dengan KPM. Mereka juga dapat langsung bergabung dalam Kelas Khusus Berbakat A. Tak hanya itu, para finalis juga mendapat kesempatan bergabung di Kelas Khusus Berbakat KPM B tanpa perlu melalui proses seleksi.

Bagi para peraih medali KMNR yang berminat melanjutkan prestasinya ke tingkat internasional, dapat langsung menghubungi bagian lomba melalui nomor +62 813-1034-3400. Sementara itu, bagi yang ingin bergabung dalam Kelas Khusus Berbakat A, tersedia dua pilihan:

  • Kelas Khusus Offline A-B: 0813-1952-2361

  • Kelas Khusus Online A-B: 0851-5995-1604

Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk terus mengembangkan potensi dan melangkah ke panggung kompetisi yang lebih tinggi bersama Klinik Pendidikan MIPA.