Empat siswa Indonesia berhasil menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Kedah International Genius Mathematics Competition (KIGMC) 2025 yang berlangsung pada 26 hingga 29 April di Alor Setar, Kedah, Malaysia. KIGMC ini merupakan kompetisi matematika internasional Kedah Ke-2 yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Negara Bagian Kedah bekerja sama dengan Genius Internasional Thailand. Indonesia mendapat undangan khusus untuk ikut serta. Ajang ini diikuti oleh 192 peserta dari tiga negara: Malaysia, Indonesia, dan Thailand. 

Dalam kompetisi ini, peserta ditantang untuk menyelesaikan 100 soal matematika hanya dalam waktu 15 menit, sebuah tantangan yang membutuhkan ketelitian tinggi, kecepatan berpikir, dan mental yang kuat. Hasilnya, Indonesia meraih 2 medali emas, 2 medali perak, dan penghargaan spesial untuk Overall Ranking Championship Perak.

Berikut adalah daftar peraih medali: 

Medali Emas:

  1. Dhabitah Safinatun Najah – Kelas 4 dari SDN Tebet Timur 15

  2. Nafiza Fathina Prayogo – Kelas 5 dari  SDIT Al Haraki

Medali Perak:

  1. Prisha Ashadiya Abhinanda – Kelas 4 dari SDI Al Azhar Kelapa Gading

  2. Arini Raisa Nurussadad – Kelas 4 dari SDIT Ummul Quro Bogor

Penghargaan Spesial:

  • Overall Ranking Championship Perak diraih oleh: Dhabitah Safinatun Najah


Selain mengikuti kompetisi, para peserta juga terlibat dalam kegiatan budaya di SK Dato’ Wan Kemara, Changlun. Mereka berinteraksi langsung dengan siswa-siswi Malaysia dalam kegiatan kreatif dan edukatif, membangun relasi lintas negara sejak usia dini. Tak hanya itu, para peserta juga diajak mengunjungi berbagai lokasi ikonik di Kedah seperti Muzium Kedah, Muzium Padi, Menara Alor Setar, dan kawasan perbatasan Padang Besar.

Prestasi yang diraih oleh para peserta tentu tak lepas dari proses panjang dan dukungan banyak pihak. Salah satu orang tua peserta Ratih Febriana orang tua siswa dari Nafiza Fathina Prayogo mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas keberhasilan anaknya dalam ajang ini. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur kepada Allah SWT. Kami benar-benar terharu dan bangga atas pencapaian yang diraih Nafiza. Awalnya kami hanya ingin memberikan pengalaman baru untuknya untuk belajar mandiri, memperluas pergaulan, dan mengenal dunia luar. Tapi ternyata Allah memberikan bonus luar biasa berupa medali emas yang tidak kami targetkan sebelumnya. Ini sungguh di luar dugaan kami,” tutur Ibu Ratih.

Beliau juga menekankan pentingnya peran Kelas Khusus KPM dalam membentuk karakter dan ketangguhan putrinya. Kelas khusus KPM sangat membantu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) putri kami. Selain itu, KPM membentuk ketangguhan putri kami dengan mendorongnya untuk terus belajar meski di hari libur dan menempuh perjalanan jauh. Kami yakin peran orang tua sebagai pendukung yang konstruktif sangat penting. KPM menjadi mitra yang tidak hanya meningkatkan kompetensi ilmu anak, tetapi juga adab dan akhlaknya. Kami percaya, dengan konsistensi mendukung anak mengikuti pembelajaran intensif di KPM, kami akan melihat manfaat besar bagi masa depan anak kami.”

Sang anak sendiri mengaku tidak menyangka bisa meraih medali emas, mengingat kompetitor berasal dari berbagai negara. “Saya tidak menyangka sebelumnya. Melihat pesertanya yang sangat banyak dan datang dari berbagai negara, saya berusaha tidak muluk-muluk dan tidak memasang target apapun. Namun, saya percaya saya telah melakukan yang terbaik, selebihnya menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Saat nama saya dipanggil sebagai peraih medali emas, saya sangat bersyukur dan senang sekali, serta tak putus mengucapkan hamdallah. Allah sangat baik dengan memberikan bonus medali kepada saya.”

Ia juga berbagi cerita unik selama di Malaysia sebagai anak yang biasanya pilih-pilih makanan, justru ia sangat menikmati kuliner lokal, terutama ayam goreng dengan nasi oranye yang disebutnya “favorit Ipin-Upin”.

Sepulang dari KIGMC, semangat untuk terus berprestasi justru semakin besar. Para peserta berharap bisa kembali mewakili Indonesia di ajang internasional lainnya dan menjadi inspirasi bagi teman-teman sebaya.

Ajang KIGMC 2025 bukan hanya menjadi panggung prestasi, tetapi juga ajang pembelajaran kehidupan bagi para peserta. Mereka belajar untuk mandiri, bekerja keras, beradaptasi, serta berani tampil di panggung internasional. Klinik Pendidikan MIPA (KPM) sebagai lembaga yang mendampingi peserta dalam pembinaan, kembali menunjukkan perannya sebagai mitra strategis dalam mencetak generasi Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan siap bersaing di tingkat global.